Martabak merupakan salah satu kudapan yang mudah ditemui di Kota Bandung. Hampir disetiap sudut kota, ada penjual martabak. Mereka biasanya menjual martabak manis dan asin dengan harga bervariasi, mulai dari harga yang murah hingga harga yang mahal. Martabak manis dijual dengan berbagai variasi toping, seperti toping keju, cokelat, pisang, kacang, durian, dan toping tapai ketan. Begitu juga dengan martabak asin, ada beberapa varian isi seperti spesial dan super.
Saat ini, ada varian baru martabak manis yang topingnya buah-buahan. Sebelum kita mengupas seperti apa kreasi martabak dengan toping buah-buahan nan segar, ternyata sejarah tentang hadirnya martabak di Bandung layak untuk diketahui. Berawal dari hadirnya seorang perantau dari Sungailiat, Bangka, bernama Bong Kap Tjoen datang ke Bandung saat berusia 20 tahun. Awalnya, ia berniat membantu usaha makanan milik abangnya di Jalan Emung. Saat itu dikawasan Alun-alun Bandung sudah ada perantau dari Bangka yang berjualan hok lo pan. Kebetulan penjualnya masih saudara jauh Bong Kap Tjoen. Bong Kap Tjoen muda pun tergerak untuk memulai usaha sendiri dengan membuat kue yang sama. Bong Kap Tjoen memebuat sebuah gerobak, lalu berjualan hok lo pan. Ia sengaja mencari tempat yang agak jauh dari Alun-alun, agar tidak bersaing dengan saudaranya yang sudah lebih dulu berjualan kue itu. Ia memilih lokasi di Jalan Gatot Subroto. Suasana Kota Bandung yang dingin membuat hok lo pan buatan Bong Kap Tjoen laris manis.
Bong Kap Tjoen yang kreatif membuat variasi baru penampilan kuenya. Selain ditaburi wijen dan kacang tanah, ia memperkenalkan hok lo pan dengan taburan kacang dan cokelat butir (meises). Bong Kap Tjoen menambahkan susu kental manis supaya rasa kuenya semakin ''mak nyuss''. Sentuhan ini berhasil membuat kue buatan Bong Kap Tjoen makin populer, lalu ia memindahkan gerobaknya ke dekat perempatan, tepatnya di sekitar Monumen Tank Waja. Larisnya usaha Bong Kap Tjoen menginspirasi penjual lain sehingga kawasan itu ramai dengan gerobak-gerobak makanan.
Dari pengakuan Nyonya Francisca, isteri almarhum Bong Kap Tjoen, ia tidak ingat siapa sebenarnya yang memperkenalkan istilah martabak manis sebagai sebutan baru hok lo pan. Mungkin istilah itu diperkenalkan oleh Bong Kap Tjoen, tapi bisa jadi, justru para pelanggannya yang memberi nama tersebut. Selanjutnya martabak manis Bong Kap Tjoen diberi merek "San Francisco'' yang hingga kini populer di Bandung.
Martabak Buah
Selain hadirnya martabak yang sudah cukup melegenda tersebut, ternyata kreasi martabak makin berkembang. Dengan memanfaatkan kesegaran buah-buahan, suguhan martabak unik dengan toping buah-buahan kini cukup menjadi topik hangat untuk para pecinta martabak. Dimana buah-buahan dijadikan sebagai toping martabak manis dan bisa kita temui di Martabak K-Pop di Rumah Musik Harry Roesli (RMHR). Bahkan cara penyajiannya pun berbeda dengan martabak kebanyakan. Martabak K-Pop ini menggunakan piring khas daerah Sumatra.
Menurut pemilik martabak K-Pop, Juan, ide awalnya memang ingin membuat kuliner otentik Indonesia yang berbeda. Mengingat martabak merupakan kuliner khas Indonesia, ia lalu memilih martabak yang sedikit berbeda. ''Martabak saat ini kan sudah banyak, tapi penyajiannya sama, makanya kami pilih martabak dengan nuansa tradisional, yaitu martabak piring yang basic-nya saya lihat di Sumatra,'' kata Juan, belum lam ini.
Adonannya mungkin tidak terlalu berbeda dengan martabak kebanyakan. Hanya saja, cara mengolahnya bukan dalam loyang, tetapi dipanggang di atas piring sehingga ukurannya lebih kecil. Selain itu, ada keunikan yang disajikan, yaitu Juan memilih toping-toping yang tidak umum. Salah satunya dengan toping buah-buahan yang sebelumnya jarang dilirik penjaja martabak lain. ''Untuk martabak buah ada dua varian, yaitu martabak fruity fresh dan martabak cocktail,'' katanya. Lebih jauh ia menjelaskan, kedua varian tersebut memiliki potongan berbagai buah di atasnya. Untuk martabak buah yang di jadikan toping diantaranya kiwi, stroberi dan anggur. Tak hanya itu taburan keju juga dipadukan di atasnya sehingga memberi cit-rasa yang lain dari biasa.
Sedangkan untuk martabak cocktail, buah yang dijadikan toping lebih banyak lagi. Diantaranya apel, pir, peach, serta ceri, tak lupa taburan keju juga dilimpahkan dimartabak ini. ''Sengaja nyari yang enggak mainstream sih. Topingnya juga kami pilih yang masih fresh,'' jelasnya. Untuk menambah kelezatan, kedua martabak tersebut, dilumuri saus lezat di atasnya. Saus yang dipilih adalah saus thousand island dan mayonise untuk mengimbangkan rasa manis. Selain martabak buah, tempat ini juga menawarkan martabak warna warni yang renyah. Toping renyah tersebut didapat dari bahan donut crunchy aneka warna sebagai taburan di atasnya.
Martabak kita memang mainannya ada ditoping. Kalau dari adonan masih sama dengan martabak pada umumnya, yaitu dari tepung, gula, telur, namun kita minimalkan bahan kimia seperti ragi, dan baking soda,'' kata Juan seraya menambahkan, aneka menu martabak ditawarkan dalam dua pilihan, yaitu personal dan large. Martabak personal ditawarkan mulai dari harga Rp20.000, sementara porsi large ditawarkan dari harga Rp35.000.
No comments:
Post a Comment